Pagi 26 Desember 2004 Delisa akan melaksakan ujian praktek hafalan shalatnya. Dengan raut wajah tegang, memucat. Delisa mengangkat tangannya yang gemetar, namun mantap hatinya berkata : Delisa akan khusyu' Allahu Akbar. Lantai laut retak seketika Gempa menjalar dengan kekuatan dahsyat. Vas bunga pecah menggores lengan Delisa . Sinopsisdan Resensi Novel Matahari Karya Tere Liye May 10th, 2019 - Sinopsis dan Resensi Novel Matahari - Sebelumnya saya telah menulis artikel tentang Sinopsis dan Resensi Novel Hujan Karya Tere Liye Kali ini saya akan Hafalan Shalat Delisa dan Moga Bunda Disayang Allah 7 Novel Terpopuler Tere Liye Kamu Suka yang Mana May 12th, 2019 Tanganmanusia yang sudah tinggal tulang itu tidak lain adalah milik Ummi Delisa. Delisa sangat terkejut. 6. Unsur-Unsur Intrinsik A. Tokoh dan Penokohan 1. Delisa : Pemalas, manja, baik, dan suka memberi "Kak Fatimah ganggu saja Delisa masih ngantuk!" Delisa bandel menarik bantak. Ditaruh di atas kepala. Malas mendengar suara tertawa Kak Fatimah. May2nd, 2019 - Jual aneka buku karya penulis Darwis Tere Liye hafalan shalat delisa rindu berjuta rasanya bidadari bidadari surga hujan pulang dan lain lain Buku Tere Liye terbaru dan terlengkap Mizanstore Resensi Tentang Kamu Novel Karya Tere Liye oleh Syarif May 14th, 2019 - Novel yang berjudul Tentang Kamu ini merupakan salah satu karya TemaNovel Hafalan Shalat Delisa adalah Perjuangan Seorang Anak Kecil dalam Menghafal Bacaan Shalat. II. Penokohan Tokoh-tokoh dan watak dalam novel Hafalan Shalat Delisa, yaitu 1. Delisa · Pantang Menyerah ( Badannya terus terseret. Ya Allah, Delisa ditengan sadar dan tidaknya ingin sujud Ya Allah, Delisa ingin sujud dengan sempurna. seni budaya merupakan hasil dari manusia. 0% found this document useful 0 votes470 views14 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes470 views14 pagesResensi Novel Hafalan Shalat DelisaJump to Page You are on page 1of 14 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 12 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. 1. Identitas Buku Judul Hafalan Shalat Delisa Pengarang Tere Liye Tebal Buku v + 248 halaman Penerbit Republika Cetakan VI, Januari 2008 2. Keunggulan Buku Buku ini disajikan dengan bahasa yang komunikatif. Dengan jalan ceritanya yang sama dengan peristiwa di kejadian nyata, memungkinkan pembaca untuk berimajinasi lebih jauh tentang cerita dari novel itu sendiri. Ceritanya yang universal sehingga dapat diterima oleh semua kalangan. Banyak terkandung amanat-amanat dalam menjalani kehidupan sehari-hari yang islami dan penuh kasih sayang. Disertai dengan footnote yang berisi tentang pelajaran yang dapat diambil pembaca dari cerita yang sedang terjadi pada novel tersebut. 3. Kelemahan Buku Masih ada kata-kata yang kurang dapat dimengerti oleh sebagian kalangan, seperti ayat-ayat suci Al-quran, bahasa daerah, dan lain-lain. 4. Ikhtisar Sebuah novel yang sampai bulan Januari, 2008 sudah memasuki cetakan ke VI ini mengambil setting tempat di salah satu daerah korban bencana tsunami Aceh yaitu Lhok Nga. Mengisahkan tentang seorang gadis berusia 6 tahun yang berusaha menghafal bacaan shalat pada saat sebelum terjadinya tsunami. Banyak kejadian menarik namun penuh makna dan pelajaran hidup yang dapat kita petik dalam setiap cerita dalam novel ini. 5. Sinopsis Novel ini menceritakan seorang anak perempuan berumur enam tahun yang bernama Delisa. Delisa adalah seorang anak yang lugu, polos, dan suka bertanya. Ia anak bungsu dari empat bersaudara dalam keluarganya, kakak-kakaknya bernama Cut Fatimah, Cut Zahra, dan Cut Aisyah. Mereka berdomisili di Aceh, tepatnya di Lhok Nga. Abinya bernama Usman dan uminya bernama Salamah. Delisa mendapatkan tugas dari Ibu Guru Nur, yakni tugas menghafal bacaan sholat yang akan disetorkan pada hari minggu tanggal 26 Desember 2004. Motivasi dari Ummi yang berjanji akan memberikan hadiah jika ia berhasil menghafalkan bacaan sholat membuat semangat Delisa untuk menghafal. Ummi telah menyiapkan hadiah kalung emas dua gram berliontin D untuk Delisa, sedangkan Abi akan membelikan sepeda untuk hafalan sholatnya jikalau lulus. Pagi itu hari minggu tanggal 24 Desember 2004, Delisa mempraktikkan hafalan sholatnya di depan kelas. Tiba-tiba Gempa bumi berkekuatan 8,9 SR yang disertai tsunami melanda bumi Aceh. Seketika keadaan berubah. Ketakutan dan kecemasan menerpa setiap jiwa saat itu. Namun, Delisa tetap melanjutkan hafalan sholatnya. Ketika hendak sujud yang pertama, air itu telah menghanyutkan semua yang ada, menghempaskan Delisa. Shalat Delisa belum sempurna. Delisa kehilangan Ummi dan kakak-kakaknya. Enam hari Delisa tergolek antara sadar dan tidak. Ketika tubuhnya ditemukan oleh prajurit Smith yang kemudian menjadi mu’alaf dan berganti nama menjadi prajurit Salam. Bahkan pancaran cahaya Delisa telah mampu memberikan hidayah pada Smith untuk bermu’alaf. Beberapa waktu lamanya Delisa tidak sadarkan diri, keadaannya tidak kunjung membaik juga tidak sebaliknya. Sampai ketika seorang ibu yang di rawat sebelahnya melakukan sholat tahajud, pada bacaan sholat dimana hari itu hafalan shalat Delisa terputus, kesadaran dan kesehatan Delisa terbangun. Kaki Delisa harus diamputasi. Delisa menerima tanpa mengeluh. Luka jahitan dan lebam disekujur tubuhnya tidak membuatnya berputus asa. Bahkan kondisi ini telah membawa ke pertemuan dengan Abinya. Pertemuan yang mengharukan. Abi tidak menyangka Delisa lebih kuat menerima semuanya. Menerima takdir yang telah digariskan oleh Allah. Beberapa bulan setelah kejadian tsunami yang melanda Lhok Nga, Delisa sudah bisa menerima keadaan itu. Ia memulai kembali kehidupan dari awal bersama abinya. Hidup di barak pengungsian yang didirikan sukarelawan lokal maupun asing. Hidup dengan orang-orang yang senasib, mereka korban tsunami yang kehilangan keluarga, sahabat, teman dan orang-orang terdekat. Beberapa bulan kemudian, Delisa mulai masuk sekolah kembali. Sekolah yang dibuka oleh tenaga sukarelawan. Delisa ingin menghafal bacaan sholatnya. Akan tetapi susah, tampak lebih rumit dari sebelumnya. Delisa benar-benar lupa, tidak bisa mengingatnya. Lupa juga akan kalung berliontin D untuk delisa, lupa akan sepeda yang di janjikan abi. Delisa hanya ingin menghafal bacaan sholatnya. Akhir dari novel ini, Delisa mendapatkan kembali hafalan sholatnya. Sebelumnya malam itu Delisa bermimpi bertemu dengan umminya, yang menunjukkan kalung itu dan permintaan untuk menyelesaikan tugas menghafal bacaan sholatnya. Kekuatan itu telah membawa Delisa pada kemudahan menghafalnya. Delisa mampu melakukan Sholat Asharnya dengan sempurna untuk pertama kalinya, tanpa ada yang terlupa dan terbalik. Hafalan sholat karena Allah, bukan karena sebatang coklat, sebuah kalung, ataupun sepeda. Suatu ketika, Delisa sedang mencuci tangan di tepian sungai, Delisa melihat ada pantulan cahaya matahari sore dari sebuah benda, cahaya itu menarik perhatian Delisa untuk mendekat. Delisa menemukan kalung D untuk Delisa dalam genggaman tangan manusia yang sudah tinggal tulang. Tangan manusia yang sudah tinggal tulang itu tidak lain adalah milik Ummi Delisa. Delisa sangat terkejut. 6. Unsur-Unsur Intrinsik Tokoh dan Penokohan 1. Delisa Pemalas, manja, baik, dan suka memberi “Kak Fatimah ganggu saja
 Delisa masih ngantuk!” Delisa bandel menarik bantak. Ditaruh di atas kepala. Malas mendengar suara tertawa Kak Fatimah. 2. Ummi Salammah Baik, sabar, dan bijaksana “Tetapi doanya tetap nggak seperti itu kan, Delisa
.” Ibu menambahkan. “Kamu kan dikasih tahu artinya oleh Ustadz Rahman
 Nah kamu boleh baca seperti artinya itu
 Itu lebih pas
 Atau kalau Delisa mau lebih afdal lagi, ya pakai bahasa arabnya! Entar bangunnya insyaAllah nggak susah lagi
 Ada malaikat yang membangunkan Delisa. 3. Fatimah Baik dan perhatian “Delisa bangun, sayang
. Shubuh!” Fatimah, sulung berumur lima belas tahun membelai lembut pipi Delisa. Tersenyum berbisik. 4. Aisyah Usil, iri hati, dan baik Delisa menggeliat. Geli. Cut Aisyah nakal menusuk hidungnya dengan bulu ayam penunjuk batas tadarus. 5. Zahra Pendiam dan baik 6. Abi Usman Baik dan sabar 7. Umam Jahil, usil, nakal, dan pemurung 8. Tiur Baik dan pengertian 9. Pak Cik Acan Baik, suka menolong dan suka memberi 10. Shopie Baik dan penyayang serta pengertian 11. Smith Adam Baik,penyayang dan suka menolong 12. Ustadz Rahman Tawakkal, sabar, pengertian, dan baik hati Latar 1. Latar Tempat Desa kecil bernama Lhok-Nga pesisir pantai Aceh. Mereka tinggal di komplek perumahan sederhana. Dekat sekali dengan pantai. Lhok Nga memang tepat di tubir pantai. Pantai yang indah. Rumah mereka paling berjarak empat ratus meter dari pantai. Komplek itu seperti perumahan di seluruh kota Lhok Nga, religius dan bersahabat. 2. Latar Waktu Pada saat Delisa menjalani test hafalan Sholatnya. Pagi itu, Sabtu 25 Desember 2003. Sehari sebelum badai tsunami menghancurkan pesisir Lhok Nga. Sebelum alam kejam sekali merenggut semua kebahagiaan Delisa. 3. Latar Suasana Suasana saat akan terjadi Gempa sangat tragis, seluruh orang pergi berhamburan mencari tempat yang aman. Gelombang itu menyentuh tembok sekolah. Beberapa detik sebelumnya terdengar suara bergemuruh. Juga teriakan-teriakan ketakutan orang di luar. Delisa tidak melihat betapa menggentarkan sapuan gelombang raksasa itu. Delisa mendengar suara mengerikan itu. Tetapi Delisa sedang khusuk. Delisa ingin menyelesaikan hafalan shalatnya dengan baik. Ya Allah Delisa ingin berpikiran satu. Maka ia tidak bergeming dari berdirinya. Alur Maju – mundur – maju campuran Alur dari cerita ini yaitu maju, mundur, maju campuran karena pada novel ini digambarkan bahwa Delisa mengenang masa-masa saat sebelum keluarganya meninggal karena bencana Tsunami. “Ummi? Delisa tiba-tiba ingat Ummi. Ya Allah dimana Ummi. Kepala Delisa berputar mencari. Di mana pula Kak Fatimah? Kak Zahra? Kak Aisyah? Di mana mereka? “ Pelan kenangan itu kembali. Lambat Delisa mengingat kejadian enam hari lalu. Delisa sama sekali tidak pernah tahu, hamper seminggu ia sudah terjerambab di atas semak-belukar tersebut. Sekolah! Ia di sekolah pagi hari itu. Ia bukankah sedang menghadap Ibu Guru Nur menghafal bacaan shalat. Tema dan Amanat 1. Teruslah Bersyukur dengan apa yang telah di berikan Oleh Allah SWT. 2. Jangan pernah putus asa dan tetap semangatlah menjalani hidup ini. 3. Sayangilah Keluargamu seperti mereka menyayangimu. Sudut Pandang Orang ketiga serba tahu. Atau kalian bisa langsung download format .doc / .docx nya di sini Oleh Imam Maulana, Editor M. Izzudin Judul Hafalan Shalat Delisa Pengarang Tereliye Penerbit Republika Tebal buku vi + 266 halaman Luas buku x cm Novel ini menggambarkan keluarga kecil yang bahagia. Di sebuah daerah dekat Banda Aceh bernama Lhok Nga, keluarga Abi Usman tinggal dan menjalani kehidupan sehari hari. Abi Usman mempunyai seorang istri cantik nan sholehah. Mereka dikaruniai empat bidadari. Cut Aisyah,yang jahil dan suka menggoda Delisa, Cut Zahra yang pendiam, Cut Fatimah yang gemar membaca buku, serta Delisa, anak kecil yang imut dan menggemaskan yang juga memiliki gaya berfikir yang berbeda dari anak- anak lain seusianya. Delisa memiliki tujuan yang kuat untuk bisa menghafalkan bacaan sholat. Ia mengiginkan shalat yang sempurna lengkap dengan bacaannya. Selama proses menghafal, Cut Aisyah ditugaskan ummi untuk mengeraskan bacaannya ketika sholat agar Delisa bisa mendengar dan mengikuti. Delisa menghafal dengan penuh semangat, apalagi ummi berjanji akan memberikan hadiah kalung jika Delisa bisa menyelesaikan hafalan bacaan shalatnya. Delisa makin semangat untuk mendapatkan kalung berliontin huruf D yang akan diberikan umminya. D untuk Delisa. Delisa semangat bukan main menghafalkan kalimat demi kalimat bacaan sholatnya dengan nyaris sempurna . Tibalah waktu ujian hafalan sholat yang diadakan oleh Ibu Guru Nur di sekolah. Pagi itu ummi mengantar Delisa ke sekolah. Ketika Delisa mendapat giliran, Shalatlah Ia dengan mantap diiringi dengan retaknya lantai laut Aceh. Saat gempa mengguncang Delisa tak bergeming . Ia mencoba berfikir satu seperti apa yang dikatakan oleh guru TPA nya, Ustadz Rahman, lewat sebuah kisah para sahabat Nabi yang melakukan sholat dengan khusu’. Semua berjalan begitu cepat. Delisa yang sedang menikmati keindahan sholatnya hanyut digulung air bah. Dalam kondisi setengah sadar ia masih melafalkan bacaan shalatnya hingga dunia menjadi gelap. Dalam waktu singkat Lhok Nga sudah porak poranda. Delisa tersangkut di semak-semak selama seminggu. Namun ia masih bisa bernafas sampai parajurit Amerika, Smith, menemukannya dengan luka robek dan lebam di sekujur tubuh. Delisa mendapatkan perawatan namun sayang kaki kanannya harus diamputasi karena sudah bernanah. Abi Usman yang sudah mendengar berita bencana ini pun tiba di Lhok Nga. Meratapi keluarganya yang sudah berada dipelukan Ilahi usai mendengar informasi dari koh Achan bahwa ketiga anaknya sudah dimakamkan. Hingga suatu waktu Abi Usman melihat selembar kertas bahwa anak bungsunya selamat. Akhirnya mereka berdua bertemu Delisa dan Abi Usman menjalani kehidupan yang baru. Namun, Delisa diganggu dengan bayangan hafalan sholatnya yang hilang entah kemana. Delisa terus berjuang. Petunjuk–petunjuk Allah disajikan dalam bebagai versi di cerita ini. Seperti di versi terakhir, ketika Delisa bermimpi bertemu umminya yang menyuruh Delisa menyelesaikan hafalannya. Saat itu Delisa sadar bahwa selama ini yang mempersulit dirinya adalah apa yang dia kerjakan belum sempurna karena Allah. Dan ketika tekadnya sudah untuk Allah semata, Allah pun memudahkanya menghafal bacaan sholat secara lengkap serta memberikan hadiah kalung berliontin D yang tergenggam di jemari mayat ibunya Tokoh selain yang disebutkan pada ulasan di atas antara lain; Shofie, Kak Ubai, Tiur, Teuku Umam , Sersan Ahmed, dokter Elisa, dokter Peter dan Ibu Ani. Semua tokoh sangat berperan mengisi keharmonisan cerita ini Keunggulan dari novel ini adalah penulis sangat mampu membawa pembaca masuk ke dalam cerita. Sehingga pembaca bisa merasakan haru, bahagia, sedih, dan semua perasaan yang ada di dalamnya. Penulis juga banyak membubuhkan catatan kaki berupa pengaduan kepada Ilahi tentang apa yang dialami oleh tokoh. Hal ini menambah bumbu cerita ini Kelemahan dalam buku ini tidak banyak. Pada sub bab ”Delisa Cinta Umi Karena Allah” terdapat kesalahan pengetikan. Tetapi secara keseluruhan buku ini sangat bagus. Buku ini sangat bisa dibaca oleh berbagai kalangan. Dalam cerita ini terdapat banyak nilai-nilai islami yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun buku ini sudah diadopsi menjadi film namun percayalah, membaca bukunya jauh lebih berkesan dan menyayat perasaan kita. 0% found this document useful 0 votes4K views16 pagesOriginal TitleResensi Novel Hafalan Shalat © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes4K views16 pagesResensi Novel Hafalan Shalat DelisaOriginal TitleResensi Novel Hafalan Shalat to Page You are on page 1of 16 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 14 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Uploaded byKristy D Jane 100% found this document useful 1 vote542 views3 pagesDescriptionSinopsis Novel Hafalan Shalat DelisaCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document100% found this document useful 1 vote542 views3 pagesSinopsis Novel Hafalan Shalat DelisaUploaded byKristy D Jane DescriptionSinopsis Novel Hafalan Shalat DelisaFull descriptionJump to Page You are on page 1of 3Search inside document Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.

resensi novel hafalan shalat delisa